Wednesday, December 29, 2010

, ,

Analisis Kekalahan Indonesia vs Malaysia di Final AFF Terungkap

Analisis Kekalahan Indonesia vs Malaysia di Final AFF Terungkap.

Bila anda sebagai penduduk Indonesia janganlah terlalu bersedih, dan bila anda pendukung Malaysia yang memenangkan Piala SUZUKI AFF 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno setelah mengalahkan Indonesia di final, jangan terlalu besar kepala. Disini ada beberapa spekulasi bahwa pertandingan tersebut bisa di tebak. Ada beberapa hal yang mungkin bila di jelaskan, akan sulit anda pahami bahkan anda akan berkata bahwa ini hanyalah takhayul atau mitos saja.

Memang pada kenyataan bila bola itu bundar dan sulit pula bisa menebak arah kemana bola itu berlari. Bila anda berfikir demikian itu wajar saja dan tidak bisa di pungkiri. Namun ada hal lain mengenai faktor tersebut, dan disini dinamakan "anti klimaks". Anti Klimaks ini dimaksud adalah bila suatu club ataupun negara sejak awal pertandingan mengoleksi gol ke kandang lawan dengan nominal angka yang besar atau dengan istilah " membantai lawan". Dengan berasumsi pertandingan tersebut dilaksanakan dengan pembagian Grup, serta sistem gugur tidak termasuk Liga-Liga negara.

Club ataupun negara yang mengalami klimaks dengan sering mencetak angka lebih banyak berkemungkinan tidak akan menjuarai turnamen tersebut. Namun bila ada, itu hanya seberapa persen dari kemungkinan yang tidak ada. Berikut serangkaian analisis kurun waktu dari 3 kali Piala Dunia, Piala Eropa, dan bisa di petik dari apa yang dialami Timnas Indonesia.

1. Piala Dunia, 1998, 2006, dan 2010



Piala Dunia 1998 diselenggarakan di Perancis, 10 Juni hingga 12 Juli 1998. Negara Prancis awalnya tidak diprediksikan akan memenangi turnamen ini, hal ini di karena semua tertuju pada Juara bertahan Brazil yang akan membawa trofi 4 tahun sekali. Apa lagi Brazil juga dihuni sejumlah pemain terbaik dunia pada zaman itu.Muncul pula kuda hitam Kroasia yang meraih juara ketiga setelah mengalahkan 1-2 atas Bulgaria, yang awalnya Kroasia tidak di prediksikan lolos sejauh ini. Pada Piala Dunia 2002 tidak adanya hal mengejutkan karena Prancis yang sejak awal takkan mampu mempertahankan juara bisa di tebak sejak penyisihan grup.

Piala Dunia 2006 diselenggarakan di Jerman, 9 Juni hingga 9 Juli 2006. Insiden Zinedine Zidane (Prancis) menanduk Marco Materazzi (Italy) masih menyisakan memori yang duka. Kadang hal ini tidak bisa mengubah keadaan apapun. Ada alasan mengapa Zinedine Zidane menanduk Materazzi di final Piala Dunia 2006, tentunya ejekan yang dikeluarkan Materazzi pada Zinedine Zidane. Dan beberapa sumber mengatakan bila Materazzi mengejek Ibu kandung Zidane.

Hal ini tidaklah sikap sportifitas dari seorang pemain yang hanya menggunakan cara licik untuk memenangi juara yang dia hendaki. Hal ini hampir sama dengan suporter Malaysia terhadap pemain Indonesia yang menggunakan laser di final Leg I di Malaysia, walau pada kenyataanya pihak malaysia malah menuduk suporter Indonesia yang malakukan insiden itu. Sama halnya dengan cara tidak sportif untuk memenangi juara. Lalu apalah status juara bila kemenangan hanya dilakukan tanpa sportifitas..??

Piala Dunia 2010 diadakan di Afrika Selatan. Pada perhelatan ini negara Spanyol yang menjuarai euro 2008 lalu diragukan untuk bisa menjuarai Piala Dunia 2010. Sebaliknya tahta Piala di prediksikan akan dibawa pulang negara Jerman. Namun skenario Vicente del Bosque yang menjadi pelatih Spanyol merubah segalanya.

Spanyol dibawainya menjuarai Piala Dunia setelah mengalahkan 1-0 dari Belanda. Bila di amati Grafik yang terjadi Jerman di Piala Dunia 2010, sama halnya yang terjadi Timnas Indonesia di Piala SUZUKI AFF 2010. Indonesia mengalami apa yang dinamai klimaks dalam memasukkan angka ke gawang lawan. Di zona Grup hal itu terjadi, skor 5-1 atas Malaysia di tambah pembantaian 6-0 atas Laos dan 2-1 atas Thailand, menjadikan Indonesia klimaks dalam mamasukkan angka. Dan akibatnya di final Leg I di Malaysia, suatu skenario yang diharapkan tak mesti berjalan lancar.

Sebaliknya pada Jerman dia harus kalah menyakitkan di semifinal 0-1 dari Spanyol. Yang awalnya Jerman membantai 4-1 Inggris, 4-0 Argentina. Dan anti klimaks ini terjadi pada kedua negara tersebut.

2. Piala Eropa (EURO) 2004, 2008

EURO 2004 diselenggarakan di Portugal dari 12 Juni hingga 4 Juli 2004. Kejutan datang dari Yunani, tampil dua kali mampu menjuarai di turnamen ini. Selepas perhitungan bila Portugal dan Rep. Ceko menjadi kandidat di final. Bola memanglah bulat, semuanya itu sulit di prediksi dalam sepakbola. Kehebatan Prancis dan Rep. Ceko terpatahkan oleh Yunani sekalipun kedua negara tersebut memiliki pemain hebat.



EURO 2008 diadakan di Austria dan Swiss mulai dari 7 Juni sampai 29 Juni 2008. Ini adalah kedua kalinya piala Eropa diadakan di dua negara tuan rumah. Di final Spanyol bertemu Jerman dengan skor akhir 1-0 yang di cetak Fernando Torres. Dan Spanyol merupakan salah satu negara yang memangi pertandingan hingga kemenangan sempurna 100% hingga menjuarai turnamen ini.

Sejauh ini belum ada negara yang memenangi turnamen dengan sering memasukkan angka paling banyak (istilah; membantai lawan). Dan hanya negara ataupun club yang konsistenlah yang bisa memenangi setiap laga dan menjuarai turnamen yang ada. Dan tentunya janganlah bersikap berlebihan (sombong;takabur) bila negara ataupun club belum berhasil meraih apa yang diharapkan. Demikian beberapa faktor menurut analisa saya, dari sekian faktor yang bisa di ambil hikmahnya. Semoga ini bermanfaat sukses selalu buat Timnas Indonesia.

0 comments:

Post a Comment